
Digelar Perdana, Pemkab Gresik Dukung Festival Budaya Pleretan Jadi Ikon Baru Masyarakat Sukorame
Gresik, 20 September 2025 – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik terus mendorong tumbuhnya tradisi dan kebudayaan lokal sebagai bagian dari identitas daerah. Salah satunya melalui Festival Budaya Pleretan yang digelar perdana di halaman SMA NU 2 Gresik, Sabtu (20/9).
Kegiatan yang mengusung tema “Harmoni Budaya, Generasi Berdaya” ini berhasil menyedot perhatian lebih dari 100 warga Sukorame beserta tokoh masyarakat. Festival semakin meriah dengan beragam penampilan mulai dari kirab Pleret sebagai acara utama, pentas seni Kentrung dan Hadrah, bazar UMKM,& permainan tradisional, hingga kompetisi stand dan jajanan Pleret.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Gresik, Misbahul Munir, mewakili Bupati Gresik, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya festival tersebut. Menurutnya, Pemkab Gresik berkomitmen memberikan dukungan penuh pada upaya pelestarian tradisi lokal yang sarat makna.
“Tradisi Pleret ini memiliki nilai sejarah dan filosofi yang dalam. Jika pelaksanaannya dapat dilakukan secara konsisten dan meriah, tidak hanya memberi manfaat spiritual, tetapi juga dapat menjadi potensi ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat Sukorame,” ungkap Munir.
Senada dengan itu, Camat Gresik menegaskan pentingnya konsistensi penyelenggaraan Festival Budaya Pleretan. Jika dapat digelar secara rutin selama tiga tahun berturut-turut, kegiatan ini berpeluang masuk dalam kalender event budaya Kabupaten Gresik.
“Esensi dari festival ini adalah kebersamaan dan kemakmuran bersama. Kami berharap generasi muda Sukorame tidak melupakan identitas budayanya,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Lurah Sukorame, Nikmatul Akhiroh, yang menyebutkan festival ini bukan hanya ajang pelestarian budaya, melainkan juga upaya menghubungkan nilai budaya lokal dengan penguatan generasi muda agar lebih berdaya.
"Semoga kebudayaan yang dimiliki oleh Kelurahan Sukorame bisa menjadi ciri sekaligus identitas yang memperkuat masyarakat kami,” jelasnya.
Sementara itu, tokoh budayawan Kris Adji menjelaskan bahwa Pleret memiliki simbol-simbol luhur yang diwariskan leluhur. Tepung beras sebagai bahan utama melambangkan penghormatan kepada Dewi Sri, sedangkan warna-warni Pleret merepresentasikan kehidupan yang beragam dan penuh toleransi.
"Simbol-simbol inilah yang harus kita pegang teguh sebagai pendidikan karakter bagi generasi muda,” ujar Kris.
Festival Budaya Pleretan sendiri merupakan tradisi syukuran masyarakat Sukorame yang juga digelar untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Dengan dihidupkannya kembali tradisi ini, Pemkab Gresik berharap masyarakat semakin mencintai sekaligus melestarikan budayanya (rad).
0 Comments